IIHS, lembaga peduli keselamatan gabungan dari perusahaan asuransi, merilis mobil-mobil yang direkomendasikan untuk para remaja pemilik SIM. Hal ini didasari oleh hasil survei bahwa 83 persen remaja di sana lebih memilih beli mobil bekas ketimbang mobil baru yang terjamin keamanannya berdasar hasil uji tabrak.
Dikatakan IIHS dalam rilisnya, mobil bekas belum tentu aman. Namun ada beberapa model yang dikategorikan aman berdasarkan ujian dan analisa. ”Mobil pertama untuk remaja bukan hanya terkait dengan harga yang terjangkau. Paling tidak harus memberikan rasa aman,” ujar Presiden IIHS Adrian Lund, (17/7/2014).
Rekomendasi dibagi menjadi kelompok-kelompok dan poin-poin khusus yang harus diperhatikan selain harga murah. Pada dasarnya ditimbang dari karakter dan emosional mayoritas remaja yang masih berpotensi ”meledak-ledak”. Berikut kriterianya:
1. Pengendara berusia muda harus jauh dari tenaga besar. Mobil yang bertenaga besar merangsang untuk menguji sampai batas kemampuan. Ini bahaya!
2. Mobil besar. Dimensi yang di atas rata-rata diharapkan mampu melindungi lebih baik dari kecelakaan. Itulah kenapa, IIHS tidak menyarankan remaja dibelikan mobik kecil. SUV kompak menjadi solusi karena bobotnya mirip mobil kelas menengah.
3. Ada kontrol stabilitas (ESC : Electronic Stability Control). Fitur ini akan menjaga mobil tetap stabil di tikungan atau kondisi jalan licin. Tidak dijelaskan alasannya, tapi tetap masih berhubungan dengan kejiwaan remaja sekaligus pengalaman mengemudi yang masih minim.
4. Mobil harus punya safety rating, minimal bagus pada tes tabrak depan. Di bagian samping hasil tes tabrak ”rata-rata”, dan alangkah baiknya yang punya gelar empat atau lima bintang dari NHTSA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar